Perpisahan.
Apa yang ada di pikiran anda mengenai perpisahan?
Tak ada satu pun umat manusia yang menginginkan perpisahan.
Bukankah begitu adanya?
Dan saat ini untuk kesekian kalinya saya merasakan
perpisahan.
Perpisahan.. perpisahan.. perpisahan.. mengulangi kata itu
sampai tahu mengerti, perpisahan itu menyakitkan ya? Sekali.
Entah apa yang terlintas saat itu, keegoisan dan amarah yang
tak tertahankan.
Kecemburuan.
Bukankah sebuah hubungan tak ada saling tutup menutupi?
Akhirnya dengan penuh keterbukaan dan kesabaran, saya
mengaku.. cemburu.
Saya tidak pernah menginginkan hal ini terjadi dalam
hubungan kita. Saya cemburu, karena saya sangat menyayanginya. Entah berapa
ratus kali ketika kami berjalan bersama, ketika saya melingkarkan kedua tangan
ke pinggangnya, menyentuh perutnya, diperjalanan entah kemana kita, saya selalu
bilang “aku takut..”
Dia berbalik bertanya, “hm.. takut kenapa?”
“gapapa, takut aja.” Semakinku memeluknya dengan erat. Dia
membalikkan kepalanya sebentar dan tersenyum dibalik kaca helmnya. Dia mengusap
tangan kiriku. Sesekali, dua kali, bahkan berkali-kali ketika kita menaiki
motor.
Satu setengah bulan yang sangat menyenangkan dengannya, tak
ada hal lain, hanya bahagia.
Dia yang seorang kekasih, seperti sahabat, seperti orang
tua. Dia menyempurnakan hari-hari. Tak ada alasan yang membuatku tertawa,
semangat bangun pagi, berangkat sekolah, pulang sekolah. Dia selalu ada. Cinta
masih ada saat itu bersama kita.
Cinta mungkin sedang bersamaku, tapi tak berpihak padanya
untuk beberapa saat.
Lalu, setelah perpisahan ini apalagi yang harus saya
lakukan?
Diam. Sabar. Menunggu.
Setelah terucap kata putus dan mencoba mengikhlaskannya,
tidak lagi saya menghubunginya.
Bukan, bukannya tak peduli lagi.
Saya hanya merasa menunggu waktu yang semakin terus
berjalan. Saya tahu, jika memang dia benar menyayangiku, benar masih
membutuhkanku, dia akan kembali. Cinta akan membawanya kembali.
Dan kamu yang entah sekarang sedang berbahagia atau bersedih
tanpa adanya saya, ingatlah saya masih disini, ditempat biasa kita menghabiskan
waktu. Melihat senja, bermain laptop, senyuman yang telah memudar. Karena
sesungguhnya, tak ada kebahagiaan yang muncul dari kata perpisahan.
Lebih baik ditinggalkan oleh orang baik, daripada harus
meninggalkan orang baik. Meninggalkan orang baik akan menyisakan penyesalan
yang mungkin akan selamanya. Tapi, tak ada orang baik yang meninggalkan
seseorang.
Seharusnya, jika orang mempunyai kesalahan, diberi
kesempatan dan diingatkan agar dapat diperbaiki. Bukan dijatuhuin, dijauhi,
lalu ditinggalkan.
Saya disini, masih menunggumu, kembali.