Senin, 18 Februari 2013

Perpisahan


Perpisahan.
Apa yang ada di pikiran anda mengenai perpisahan?
Tak ada satu pun umat manusia yang menginginkan perpisahan. Bukankah begitu adanya?
Dan saat ini untuk kesekian kalinya saya merasakan perpisahan.
Perpisahan.. perpisahan.. perpisahan.. mengulangi kata itu sampai tahu mengerti, perpisahan itu menyakitkan ya? Sekali.
Entah apa yang terlintas saat itu, keegoisan dan amarah yang tak tertahankan.
Kecemburuan.
Bukankah sebuah hubungan tak ada saling tutup menutupi?
Akhirnya dengan penuh keterbukaan dan kesabaran, saya mengaku.. cemburu.
Saya tidak pernah menginginkan hal ini terjadi dalam hubungan kita. Saya cemburu, karena saya sangat menyayanginya. Entah berapa ratus kali ketika kami berjalan bersama, ketika saya melingkarkan kedua tangan ke pinggangnya, menyentuh perutnya, diperjalanan entah kemana kita, saya selalu bilang “aku takut..”
Dia berbalik bertanya, “hm.. takut kenapa?”
“gapapa, takut aja.” Semakinku memeluknya dengan erat. Dia membalikkan kepalanya sebentar dan tersenyum dibalik kaca helmnya. Dia mengusap tangan kiriku. Sesekali, dua kali, bahkan berkali-kali ketika kita menaiki motor.
Satu setengah bulan yang sangat menyenangkan dengannya, tak ada hal lain, hanya bahagia.
Dia yang seorang kekasih, seperti sahabat, seperti orang tua. Dia menyempurnakan hari-hari. Tak ada alasan yang membuatku tertawa, semangat bangun pagi, berangkat sekolah, pulang sekolah. Dia selalu ada. Cinta masih ada saat itu bersama kita.
Cinta mungkin sedang bersamaku, tapi tak berpihak padanya untuk beberapa saat.
Lalu, setelah perpisahan ini apalagi yang harus saya lakukan?
Diam. Sabar. Menunggu.
Setelah terucap kata putus dan mencoba mengikhlaskannya, tidak lagi saya menghubunginya.
Bukan, bukannya tak peduli lagi.
Saya hanya merasa menunggu waktu yang semakin terus berjalan. Saya tahu, jika memang dia benar menyayangiku, benar masih membutuhkanku, dia akan kembali. Cinta akan membawanya kembali.
Dan kamu yang entah sekarang sedang berbahagia atau bersedih tanpa adanya saya, ingatlah saya masih disini, ditempat biasa kita menghabiskan waktu. Melihat senja, bermain laptop, senyuman yang telah memudar. Karena sesungguhnya, tak ada kebahagiaan yang muncul dari kata perpisahan.
Lebih baik ditinggalkan oleh orang baik, daripada harus meninggalkan orang baik. Meninggalkan orang baik akan menyisakan penyesalan yang mungkin akan selamanya. Tapi, tak ada orang baik yang meninggalkan seseorang.
Seharusnya, jika orang mempunyai kesalahan, diberi kesempatan dan diingatkan agar dapat diperbaiki. Bukan dijatuhuin, dijauhi, lalu ditinggalkan.
Saya disini, masih menunggumu, kembali.