“Hati yang rusak memang mencintai
kenangan, walau sadar didalamnya banyak luka dan kekecewaan yang tak pernah
sembuh.” –Kata Hati.
Aku menutup novel yang lagi-lagi aku baca, berjudul Kata
Hati oleh Bernard Batubara.
Waktu menunjukan larut tengah malam. Lampu kamar yang telah
padam, hanya terdengar suara deru air conditioner dan kipas angin. Aku memang
tak cukup dengan ac sehingga menyalakan kipas angin juga. Ya, boros.
Memasang lagu yang sama seperti dahulu, sebelum merasakan
kembali sakit hati dengan orang berbeda, berjudul; bahagia by Abdul and The
Coffee Theory.
Masih juga teringat, aku memberimu lagu ini, dan katamu
“lagunya galau begitu ya? Haha lagu patah hati.”
“tapi lagunya memang enak, sayang. Aku suka bagian akhirnya.
Seperti magis. Bikin nangis.” Kataku, dan berharap dalam hati agar kamu tidak
seperti di lagu ini dan membuatku mendengarkannya lagi karena patah hati,
karenamu.
Disaat ini aku masih berada di posisi.. stuck. Tidak
berjalan maju. Masih susah untuk berjalan maju.
Disaat ini aku masih rindu. Rindu seseorang yang membuatku
tertawa, baik itu saat bertemu atau sedang rindu dan ber-sms dan telepon
diujung sana yang pikirku sangat boros.
Aku membuka sms dan itu bukan dari dia. Yes, i know. Thats
impossible.
Menemukan sebuah rindu yang muncul dan akhirnya mencari
sms-sms lama. Mencari namanya, menemukan 3 nama contact dan ketiganya adalah
orang yang sama; Mario Bross.
Membuka chat lama sejak awal pdkt, pacaran.. dan putus...
skip. Scroll ke atas.. ke atas.. ke atas..
Aku tertawa kembali. Tapi tak sesempurna dahulu. Tertawa
yang sebenarnya mengartikan kerinduan.
“kamu dimana ya
sekarang? Lagi tertawa dengan siapa sekarang?” kataku dalam hati.
Terdiam sejenak, mendengar suara hujan diluar. “siapa yang
kamu peluk saat ini? Siapa yang kamu hangatkan saat ini?” pikirku.
Kembali melihat sms itu, penuh dengan emoticon yang sama.
Titik dua bintang dan peluk. Banyak sekali dan selalu ada di setiap smsnya.
Aku bahagia. Juga rindu.
Yang aku tahu memang, ketika rindu menyapa, pasti ada saja
hal yang dicari untuk menghilangkan rindu itu. Meskipun bukan sebuah pertemuan,
mungkin hanya, sesederhana pesan-pesan lama, foto, atau barangnya yang
tersimpan.
Aku mempunyai semuanya. Ketiga-tiganya.
Kamu hanya mempunyai yang ketiga.
Hahaha, kapan kamu kerumah? Bukannya uas telah berakhir?
Bahagia dimanakah engkau berada?
Ku hanya ingin bersamamu
Tertawa lagi seperti dulu
Bahagia dimanakah engkau berada?
Biar aku jemput dirimu
Disini dalam sendiriku
Bahagia dimakah engkau berada?
Ku hanya ingin bersamamu
Tertawa lagi seperti dulu
(Bahagia – Abdul and The Coffee
Theory)