Minggu, 23 Juni 2013

Kata Hati Rindu Bahagia


“Hati yang rusak memang mencintai kenangan, walau sadar didalamnya banyak luka dan kekecewaan yang tak pernah sembuh.” –Kata Hati.
Aku menutup novel yang lagi-lagi aku baca, berjudul Kata Hati oleh Bernard Batubara.
Waktu menunjukan larut tengah malam. Lampu kamar yang telah padam, hanya terdengar suara deru air conditioner dan kipas angin. Aku memang tak cukup dengan ac sehingga menyalakan kipas angin juga. Ya, boros.
Memasang lagu yang sama seperti dahulu, sebelum merasakan kembali sakit hati dengan orang berbeda, berjudul; bahagia by Abdul and The Coffee Theory.
Masih juga teringat, aku memberimu lagu ini, dan katamu “lagunya galau begitu ya? Haha lagu patah hati.”
“tapi lagunya memang enak, sayang. Aku suka bagian akhirnya. Seperti magis. Bikin nangis.” Kataku, dan berharap dalam hati agar kamu tidak seperti di lagu ini dan membuatku mendengarkannya lagi karena patah hati, karenamu.
Disaat ini aku masih berada di posisi.. stuck. Tidak berjalan maju. Masih susah untuk berjalan maju.
Disaat ini aku masih rindu. Rindu seseorang yang membuatku tertawa, baik itu saat bertemu atau sedang rindu dan ber-sms dan telepon diujung sana yang pikirku sangat boros.
Aku membuka sms dan itu bukan dari dia. Yes, i know. Thats impossible.
Menemukan sebuah rindu yang muncul dan akhirnya mencari sms-sms lama. Mencari namanya, menemukan 3 nama contact dan ketiganya adalah orang yang sama; Mario Bross.
Membuka chat lama sejak awal pdkt, pacaran.. dan putus... skip. Scroll ke atas.. ke atas.. ke atas..
Aku tertawa kembali. Tapi tak sesempurna dahulu. Tertawa yang sebenarnya mengartikan kerinduan.
“kamu dimana ya sekarang? Lagi tertawa dengan siapa sekarang?” kataku dalam hati.
Terdiam sejenak, mendengar suara hujan diluar. “siapa yang kamu peluk saat ini? Siapa yang kamu hangatkan saat ini?” pikirku.
Kembali melihat sms itu, penuh dengan emoticon yang sama. Titik dua bintang dan peluk. Banyak sekali dan selalu ada di setiap smsnya.
Aku bahagia. Juga rindu.
Yang aku tahu memang, ketika rindu menyapa, pasti ada saja hal yang dicari untuk menghilangkan rindu itu. Meskipun bukan sebuah pertemuan, mungkin hanya, sesederhana pesan-pesan lama, foto, atau barangnya yang tersimpan.
Aku mempunyai semuanya. Ketiga-tiganya.
Kamu hanya mempunyai yang ketiga.
Hahaha, kapan kamu kerumah? Bukannya uas telah berakhir?
Bahagia dimanakah engkau berada?
Ku hanya ingin bersamamu
Tertawa lagi seperti dulu
Bahagia dimanakah engkau berada?
Biar aku jemput dirimu
Disini dalam sendiriku
Bahagia dimakah engkau berada?
Ku hanya ingin bersamamu
Tertawa lagi seperti dulu
(Bahagia – Abdul and The Coffee Theory)