What do you think about first kiss? Do you remember your first kiss? I’m 17th yo, and I know what the feel of first kiss.
Mungkin bagi sebagian orang ini sangat aneh dan tak lazim. Tapi, kebanyakan orang menganggap kita sudah dewasa jika sudah melewati ini. Hari itu, aku bertemu dengan teman baruku dan aku sesungguhnya sangat malas untuk keluar rumah. Selain karena cuaca yang panas, dan aku sudah terbiasa tidur pada siang hari. Dia, teman baru yang aku tau adalah kakak kelas dari sahabatku yang berbeda sekolah. Hari itu adalah hari jumat dan kebetulan aku telah selesai menyelesaikan ujian kenaikan kelas. Dia mengirimkanku bbm dan bertanya seperti biasa. Jujur, aku memang agak malas untuk membalas bbm, entahlah. Tapi dia terus menyerbuku dengan PING!!! Dan akupun membalasnya sesampaiku dirumah. Memang, beberapa hari ini dia sering chat denganku lewat bbm. Hari itu, aku shock. Karena dia mengajakku untuk menonton sebuah film selesai dia sholat jumat. Dia memohonku untuk menemaninya. Aku akhirnya pergi menemaninya, dan aku sebenarnya sudah mengajak beberapa teman untuk menemaniku ikut. Tapi mereka tidak bisa. Akhirnya aku pergi sendiri menemuinya.
Kita janjian di gramed dan memang aku ingin sekali membaca dan melihat-lihat buku baru yang ada di gramed. Sesampainya di gramed, aku langsung menuju rak buku yang aku selalu datangi, fiction. Aku melihat-lihat buku dan berharap bisa membawa semuanya pulang. Tapi itu tidak mungkin. Akhirnya, dia bbm aku dan mengatakan dia sudah ada di gramed bagian komik. Aku kaget, dan aku menyuruhnya untuk menemuiku di fiction. Aku yang sibuk mencari-cari buku dan membaca synopsis. Aku merasa dia sudah ada disampingku, disebelah kanan dan aku pura-pura untuk tidak tau. Dia lalu datang menemuiku dan menyolekku, aku bertanya “oh, kak……?” dan dia mengangguk. Aku salting, dan akhirnya kembali membaca buku dan tatapan matanya masih menuju kepadaku. Salah tingkah tingkat dewa. Lalu aku meletakkan buku yang telah ku baca, dan akhirnya berjalan menuju kasir berdua. Dia membeli buku komik. Setelah itu kita pergi ke XXI dan diperjalanan aku terlalu cerewet, dia hanya diam. Hanya sesekali dia bertanya, irit bicara. Satu hal yang aku tau saat itu, dia pendiam.
Sesampainya di XXI dia segera bertanya, “mau nonton apa? Snow white atau itu?” aku menjawab, “snow white saja, kak.” Dia lalu membeli ticket. Kita menunggu, dia asik dengan komiknya dan aku asik dengan bbku. Aku takut, aku malu. Aku bukanlah perempuan yang cantik. Aku berkata pada dia bahwa aku beda dengan di foto, dan dia tersenyum tipis. Film akhirnya main, dan dia menyuruhku untuk masuk dan jalan duluan. Setelah masuk didalam, aku bingung. Dimana tempat duduk kita? Dia menunjuk dan mengatakan bahwa diujung. Ini seperti sebuah sinetron dimana adegan dua orang yang berpacaran, duduk dipojokan dan sepi orang. Setelah itu, kita menunggu film main, dan dia kembali sibuk dengan komiknya dan aku sibuk dengan bbku.film pun main, dia menutup komik dan aku masih sibuk dengan bbku. Karena saat itu bbm yang masuk bejibun, salah satunya dari teman smp yang kagi bermasalah dengan hubungannya. Film mainpun kita masih terdiam, terkadang aku sering kaget melihat adegan yang sangat jijik menurutku. Yaitu, ibu snow white memakan isi perut burung. Dia tersenyum melihatku. Karena agak risih, aku berkata bahwa aku tidak menyukai itu karena jijik. Dia tersenyum.
Semakin lama semakin garing, kita berbicara sangat sedikit tetapi selama blackberry messageran dia sangat cerewet menurutku. Sesekali dia melihat mukaku, terkadang juga tanganku. Dan aku baru tau ternyata.. dia mencoba menggenggam tanganku.
Die menggenggam tanganku dengan erat. Ada satu pertanyaan saat itu yang membuatku ingin pingsan, dia bertanya “kenapa tanganmu kecil?” aku tertawa dan malu.
Selama film main, konsentrasiku terpecah. Aku tidak bisa menikmati film ini sepenuhnya. aku terpaku karena genggaman tangan ini. Aku terlihat lemah, karena genggaman ini. Aku bertanya-tanya dalam hati, kenapa dia menggenggam tanganku hingga seerat ini? Hanya itu dalam pikiranku.
Sesuatu yang lain adalah yang membuatku kaget. We kissed. Dia menciumku dengan mesra. Aku sempat menolaknya tetapi dia tetap melanjutkannya. Dan aku seperti sudah terbawa dengan ini. Kita melakukan ini selama tiga kali. Dia bertanya dari, apak ini yang pertama? Belum pernah? Dan kenapa kamu tegang? Terakhinya, dia mengelap bibirku dan sekitarnya. Sambil menatapku dia membersihkannya. Aku malu. Yang aku rasakan adalah daerah mulutku lengket. Yang aku syukuri adakah hanya kiss, dan tidak berlebihan. Aku makin kaku dan merasa aneh, dia tetap menggenggam tanganku, aku bertanya kenapa dia menciumku? Apa yang barusan terjadi? Aku tentu saja mempunyai banyak pertanyaan soal ini.
Film sudah akan menemui ending. Dan dia mulai melepaskan genggaman tanganku. Ternyata dia kedinginan. Dia masukan tangannya kedalam bajunya. Aku hanya bisa berbicara dalam hati “seandainya aku adalah pacar kakak, mungkin sekarang aku yang akan menghangatkan tangan kakak.” Film habis, dan dia mengajakku keluar studio. Kami berjalan agak berjauhan. Dia menoleh ke arahku dan menungguku berjalan. Yang aku tahu sekarang adalah, dia selain pendiam, cool dan juga menghargai perempuan. Aku merasa nyaman dengan kakak. Apapun semuanya harus aku yang duluan. Seperti menuruni escalator. Dia mengajakku pulang dan bertanya bahwa kita pulang dengan menaiki taksi. Sebenarnya aku tidak mendengar dengan jelas. Tapi, aku mengikuti dia jalan keluar. Dia memanggil taksi dan membukakan pintu taksi untukku. Kita dalam perjalanan pulang kerumahku, dan dia sibuk dengan komiknya kembali. Hanya sesekali kita berbicara. Tapi, ketika pak sopir bertanya kemanakah arah rumahku, dia menyolekku dan akupun menjawab pak sopir. Sesampainya dirumahku, aku membuka pintu taksi dan dia memanggilku.. “hmm, nicken?” dan akupun membalasnya, “iya, kak?” dia ternyata menjawab “oh, tidak apa-apa, tidak jadi.” Dan akupun mengucapkan terimakasih kepadanya, dan menutup pintu taksi. Perlahan-lahan taksi berjalan menjauh.
Sesampainya dirumah aku bengong dan tidak percaya. Aku melewati first kiss! Oh Tuhan, dia bukan pacarku, bukan siapa-siapaku. Aku bodoh atau apa? Tapi semuanya sudah terjadi.
Aku bercerita kepada sahabat-sahabat di iMuvoners. Kakak-kakak saja yang aku ceritakan. Mereka kaget dan ada juga yang menganggapku bodoh memberikan first kiss itu. Ketua kelas juga kaget. Ketua kelas adalah satu-satunya orang yang tahu didunia nyata. Dia berkata “first kiss itu memang susah untuk dilupakan.” Dan itu benar adanya. Ketua kelasku, memang baik dan berpikir positif. Waktu itu juga ternyata salah satu teman kelas melihatku jalan berdua dengan kakak itu. Sekarang aku jadi cepat kangen dengan kakak itu. Aku bingung, apakah dia senang nge-date denganku? Apakah dia kaget melihatku yang tidak cantik ini? Tapi, kalau memang dia tidak menyukaiku, kenapa dia memberiku ciuman dan menggenggam tanganku? Aku hanya bisa terus bertanya tapi didalam hati. Karena, semuanya sudah terjadi, sudah berlalu dan hanya tinggal penyesalan. Mungkin untuk sekarang ini, aku akan tetap menunggu dia yang sekarang membuatku seperti perempuan normal lainnya.. :)
mereka menganggapku sudah dewasa, ada juga yang mengatakanku masih polos. tapi, menurutku aku masih belajar menuju kedewasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar