kamu? mereka? berbeda?

Hai kamu.

Aku tahu apa yang kamu rasakan. Menjalin hubungan denganku memang tak terlalu istimewa.

Istimewa yang hanya sesaat. Sesaat ketika akhirnya cintamu terbalaskan olehku, kamu merasa sebuah keistimewaan. Mungkin.

Aku memang berbeda. Aku memang tak sama. Aku memang tak seperti keinginanmu. Tapi, aku tahu kamu membutuhkanku. Menyempurnakan hari-harimu.

Hai kamu.

Kamu merasa dirimu sama dengan yang lain? Iya, tak ku pungkiri.

Di hadapan mereka aku terkadang terlihat apa adanya, dan di hadapanmu aku juga terlihat apa adanya.

Di hadapan mereka aku terkadang berpura-pura, tapi tidak di hadapanmu.

Di hadapan mereka aku terlihat tegar, tapi tidak di hadapanmu.

Di hadapan mereka aku terlihat seperti orang bodoh, membuat mereka tertawa dengan lelucon yang aku coba buat, agar tak garing. Tapi tidak di hadapanmu.

Aku serius dan apa adanya dihadapanmu. Terkadang mungkin kamu tertawa melihatku yang juga melakukan hal bodoh, tetapi ingatlah, apa yang aku lakukan padamu adalah apa adanya.

Hai kamu.

Hubungan bukanlah sebuah permainan. Kalau saja hubungan adalah sebuah permainan, aku masih sama, serius. Aku serius dalam hubungan kita. Bukankah itu kemauanmu? Bukankah itu sebuah harapanmu di masa depan? Denganku.

Aku tak memiliki apa yang sangat kamu inginkan. Kesempurnaan. Aku tak sempurna. Kamu tak sempurna. Manusia tak ada yang sempurna.

Maka dari itu, aku dan kamu (seharusnya masih) bersama. Aku mencoba menyempurnakan kehidupanmu, dan kamu juga.

Dan oleh sebab itu, aku masih mencoba. Mencoba. Mencoba.

ataukah kamu hanya penyempurna sementara?

new life

Iya, mulai dari part awal lagi.

Mulai hidup baru lagi. Mulai hari baru lagi. Mulai semuanya dari awal lagi..

Hidup memang misterius. Jalan kehidupan memang sangat misterius.

Tidak pernah menyangka sekarang berada di posisi seperti sekarang ini.

Terlalu banyak beban pikiran.

Jujur, saya rindu tertawa bebas dan lepas. Rindu saya yang dulu. Semangat bangun pagi, semangat ke sekolah, semangat menjalankan hari-hari.

Saya rindu diri saya sendiri.

Ataukah saya rindu dia?

Entahlah.

Saya bukanlah orang yang terlalu cepat untuk memiliki pasangan. Bukan karena susah untuk pindah hati lagi. Tapi, memang yang namanya pindah hati itu sangat sulit. Buat apa kita menjalani hubungan dengan orang yang tidak kita cintai?

Saya bukan orang seperti itu. Semua (mantan) kekasih saya pasti sangat saya sayangi. Yang namanya mantan, yang namanya pernah mengisi hati dan hari saya, pasti masih tertinggal rasanya, walaupun tak sepenuh dulu.

Saya pernah menulis disini dan twitter, saya sudah menemukan apa yang saya butuhkan di dirinya. Tapi, ternyata dia tidak menemukan apa yang dia butuhkan pada diri saya. Mungkin?

Menjalani hubungan yang gagal itu tidak enak rasanya. Buang-buang waktu dan perasaan. Tidak, saya tidak mudah memberikan hati saya kepada orang lain. Menjalin hubungan juga bisa dihitung dengan jari. Tak banyak. Proses jatuh cinta yang lalu jadi patah hati karena harus berpisah, kemudian pindah hati, itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses yang sangat lama.

Ini hati bukan mainan.

Cerita baru lagi, mungkin akan sama ceritanya dengan masa SMP.

Lucu juga, roda sekarang berputar, jalan kehidupan berputar. Dulu yang ngefans siapa, sekarang yang ngefans siapa?

Ya, tetangga kelas yang beberapa bulan ini mencuri pikiranku. Hatiku.

Tetangga kelas yang dengan pede-nya bilang suka ke saya.

Hahaha, bahkan saya tak pernah terpikir jika ada yang diam-diam menyukaiku.

ya, saya mulai mencoba jatuh cinta lagi. Mungkin dengannya.

Beberapa hari ini entah hanya kebetulan atau kata orang adalah jodoh, kita seperti magnet.

Dimana ada saya, pasti ada dia. Bertemu dengannya.

Seperti hari itu, saat berenang. Dia entah kenapa ikut bergabung dengan kelasku. Padahal, dia sebelum saya turun ke kolam renang bergabung dengan teman kelasnya, dan kelas lain. Pertanyaannya, kenapa dia disini? Apa yang dia perbuat?

Dia hanya diam, tak berenang, diam-diam memperhatikan. Bukannya geer, saya menangkapnya mencuri perhatianku. Di kelas ini tak ada dia kenal begitu akrab, tak ada yang dia ajak bicara, tapi kenapa dia memilih disini?

Dan jumat ini cerita lain. Ya, hari ini dia sangat kecewa, dia kehilangan uang di tasnya. Dia dan temannya bersamaku dan temanku berada di lab computer. Bukan, saya tidak ikut campur urusannya. Saya mempunyai tugas berbeda dengannya.

Kata teman kepada saya: si alul tadi ngajak bicara saya. Kamu nda sadar? Dia merhatiin kamu! Dia bertanya ke saya tapi matanya melahap habis kamu. Aneh banget.

Saya hanya tersenyum.

Di lab juga dia memilih berdiri disampingku persis. Kita berada di belakang guru kami yang sedang sibuk dengan computernya. Diam-diam dia melihatku yang sibuk membalas sms teman, mendengarkan musik melalui headset. Dia berbicara dan kadang kepalanya di miringkan mendekatkanku, lengannya menyentuh lenganku, saya dan dia merasa mirip perangko dan surat. Nempel lepas nempel. Iya, saya alay.

Di kantin pula, mungkin ini adalah kebetulan. Dia sedang makan siang dengan teman gengnya, dan saya sedang sibuk dengan laptop. Dia memerhatikanku yang memang terlihat salah tingkah. Menunduk sehingga tenggelam dalam layar laptop. Saya malu.

Ah, tapi saya tidak terlalu banyak berharap. Toh, kalau memang jodoh tidak lari kemana. Hanya saya tahu diri, dia lelaki orang. Rasanya dicintai oleh pacar orang itu rasanya susah untuk diungkapkan.

Senang, karena saya juga mencintainya. Menyedihkan tahu dia pacar orang.

Ya, saya tidak akan merusak hubungannya. But, still, i hope i have time to talk with him.

Iya, mulai detik ini saya mencoba lebih kuat, lebih dewasa. Fokus dengan UAN, SNMPTN, dan tulisan.

Insya Allah saya mengambil fakultas Hukum UnHas. Seperti sarannya dulu. Mario Bross.

Well, akan menghilang dari blog ini beberapa waktu. Berharap kembali menulis disini dengan mood yang bagus, dan diri saya sudah kembali.

See yaa guys soon!