Rabu, 27 Maret 2013

kamu? mereka? berbeda?


Hai kamu.
Aku tahu apa yang kamu rasakan. Menjalin hubungan denganku memang tak terlalu istimewa.
Istimewa yang hanya sesaat. Sesaat ketika akhirnya cintamu terbalaskan olehku, kamu merasa sebuah keistimewaan. Mungkin.
Aku memang berbeda. Aku memang tak sama. Aku memang tak seperti keinginanmu. Tapi, aku tahu kamu membutuhkanku. Menyempurnakan hari-harimu.
Hai kamu.
Kamu merasa dirimu sama dengan yang lain? Iya, tak ku pungkiri.
Di hadapan mereka aku terkadang terlihat apa adanya, dan di hadapanmu aku juga terlihat apa adanya.
Di hadapan mereka aku terkadang berpura-pura, tapi tidak di hadapanmu.
Di hadapan mereka aku terlihat tegar, tapi tidak di hadapanmu.
Di hadapan mereka aku terlihat seperti orang bodoh, membuat mereka tertawa dengan lelucon yang aku coba buat, agar tak garing. Tapi tidak di hadapanmu.
Aku serius dan apa adanya dihadapanmu. Terkadang mungkin kamu tertawa melihatku yang juga melakukan hal bodoh, tetapi ingatlah, apa yang aku lakukan padamu adalah apa adanya.
Hai kamu.
Hubungan bukanlah sebuah permainan. Kalau saja hubungan adalah sebuah permainan, aku masih sama, serius. Aku serius dalam hubungan kita. Bukankah itu kemauanmu? Bukankah itu sebuah harapanmu di masa depan? Denganku.
Aku tak memiliki apa yang sangat kamu inginkan. Kesempurnaan. Aku tak sempurna. Kamu tak sempurna. Manusia tak ada yang sempurna.
Maka dari itu, aku dan kamu (seharusnya masih) bersama. Aku mencoba menyempurnakan kehidupanmu, dan kamu juga.
Dan oleh sebab itu, aku masih mencoba. Mencoba. Mencoba.
ataukah kamu hanya penyempurna sementara?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar