Lama juga juga ya tidak menulis di blog ini.
Apa kabar hari ini? Sama seperti biasanya, tidak ada
perubahan. Masih jatuh cinta dengan orang yang sama.
Siapa dia? Apa kabar dia?
Dia adalah orang yang bisa dibilang porsinya pas. Kadang
kita sering mengobrol walaupun Cuma sekedar bbm-an, kadang dia menghilang dalam
waktu yang tidak ditentukan.
Namanya juga jatuh cinta. Sejam, bahkan sehari tidak ada
kabarnya itu rasanya seperti setahun.
orang yang tau cerita ini tidak banyak.
Masih sama. Masih ada yang menggosipkan saya dengan si A
atau si B. Well, saya tidak bisa mengelak. Mau mengelak bagaimana lagi? Itu
hanya membuang waktu dan nafas. Kadang saya hanya tersenyum melihat mereka.
Lama tidak mengunjungi blog ini, jadi kangen.
Di blog ini, saya bisa menumpahkan segala perasaan yang
susah buat di ceritakan ke orang lain.
Saya butuh pendengar. Ralat, pendengar baik dan bisa di ajak
bicara dan konsultasi.
Blog ini ternengkalai karena saya sedang sibuk dengan
sekolah. Masuk jam 7 pagi, pulang jam 14.30 wita. Saya juga lagi dalam proses
menyelesaikan project baru. Menulis novel. Deadline-nya bulan November. Karena
kalau jadi saya ingin memberikan ke first reader. Iya, buat dia.
Tapi sepertinya tidak gampang. Karena kesibukan yang lain.
Cerita di novel tidak jauh dengan cerita saya. Hanya ada
beberapa fiksi sedikit. Yang tau cerita saya dan dia pasti sudah mengerti jalan
ceritanya.
Saya bahagia. Karena mempunyai kesamaan dengan dia. Dia yang
menurutku type yang langka. Kenapa? Well, dia adalah anak gaul. Tapi, dia juga
suka menulis dan membaca novel.
Kita sering mengobrol tentang tulisan kita. Dia memberiku
semangat ketika saya lagi stuck nulis, kadang gantian saya yang
menyemangatinya. Dia sering stuck.
Kami juga suka denga novel dan film perahu kertas. Ini
seperti mimpi. Radar neptunus itu bekerja. Apapun itu.
Hal yang tak terduga adalah ketika saya memberitahunya bahwa
lagu yang mengiringi saya menulis adalah Perahu Kertas. Saya pikir dia akan
tertawa atau mungkin apalah. Ternyata dia juga sama. Dia kaget, dia seperti
tidak percaya. Dia menggantung pertanyaan sampai saat ini.. kata dia ada
sesuatu karena kesamaan ini. Dia tidak memberi tahu apa sesuatu itu. Saya
berharap lebih. Cinta.
Mungkin juga ini karena radar neptunus.
Hai, kamu yang sedang sibuk dengan duniamu.
Sekarang dia sedang sibuk dengan yang namanya tugas
kuliahnya. Sama sepertiku yang sibuk dengan tugas sekolah.
Kangen, tapi tidak berani menghubungi duluan.
Hal ini banyak terjadi di kalangan secret admirer. Tangan
sudah mengetik tapi untuk menekan enter atau bahkan send sangat susah. Yang di
takutkan adalah respon dia. Apa hanya di read atau mungkin parahnya di end
chat. Hanya Tuhan yang tahu.
Tapi bukan seharusnya cowok menghubungi kita duluan?
Saya adalah type yang pas. Kadang suka menghubungi duluan,
kadang juga tidak.
Kesibukannya membatalkan project ini. Kita mau ketemuan
untuk mengobrol. Mungkin hanya soal tulisan saja. Itu yang membuatku bahagia,
karena saat itu dia yang mengirim pesan itu duluan.
Jujur, moodbooster saya adalah dia. Tulisan lebih lancar
karena dia. Tapi, dia sibuk dengan dunianya dan tulisan saya seperti
terbengkalai. Tapi saya harus melanjutkan novel ini dengan atau tanpa dia.
Kita mempunyai janji dan project yang sama selain tulisan
sendiri. Jika nanti tulisan kita rampung, kita berniat menulis novel berdua.
Project bersama. Semoga ini tidak hanya harapan, tapi terlaksana suatu saat
nanti.
Saya ingat pesan terakhirku ke dia: “mau ga mau kamu harus
pentingin pendidikan dulu. Ya, kan tulisan itu sampingan juga. Sama kayak Kugy,
saya lupa dia bilang apa di novel, cuma dia pentingin pendidikannya dan
pekerjaan barunya yang berbeda. Kalau engga dia mau makan apa nanti? Terus jadi
penulis dongengnya dia bisa lanjutkan di hari tua.”
Dia memberiku nilai 100.
Aku memberi dia semangat untuk keduanya. Dia tumben, dia
memberiku pesan smile yang menurutku tulus dan ucapan terima kasih. Ini lebih
dari cukup. Dia menjadi lebih semangat. Bahkan dia memanggilku Captain. Aku
aneh dengan sikap dia saat itu.
Dan itu obrolan terakhirku. Dia sekarang sibuk kembali
dengan kuliahnya. Aku masih setia menunggu. Aku mencintainya, menyayanginya.
Dia telah mencuri salah satu.
Apa kabar kita? Kita jadi bertemu? Itu selalu dipikiranku.
Nama dan harapan tidak pernah absen di dalam doaku. Bahkan
selesai sholat selalu berdoa.
“Tuhan aku menyayanginya. Jika kau mengijinkan aku
dengannya, dekatkanlah. Jika tidak, jauhkanlah. Sukseskan tulisan kami berdua.
Kami mempunyai cita-cita yang sama, yaitu penulis. Tuhan, hamba ingin menjadi
partner hidupnya, tidak hanya menjadi sesama calon penulis.”
Lalu, banyak yang menyuruhku berhenti, tapi bagaimana?
Nowplaying: Maudy Ayunda – Tahu diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar