PINDAH.
Sampai saat ini, kata-kata itu masih terputar di dalam
kepalaku. Sejujurnya dan demi apapun, ini yang bukan saya inginkan. Ini bukan
pilihanku. Sampai saat ini saya masih ingin tetap disini. Mengejar mimpiku, dan
masih ingin bersama beberapa teman yang saya sayangi.
Tadi, saat istirahat saya menunaikan sholat dhuha seperti
biasa. Feel di saat sholat beberapa hari ini sangat berbeda. saya kebanyakan
menunduk. Merasa tenang dengan menghadap kepada-Nya. Dalam sujud aku masih
menyebutkan namanya, menyebutkan mimpiku, menyebutkan keinginanku untuk tetap
disini.
“kamu jadi pindah ke Palu?” kataku, sehabis berdoa dan
melipat mukenah.
“iya, jadi.”
“semuanya pindah, ya.”
“siapa? Temanmu?”
“iya, sahabat, teman bahkan saya sendiri nanti.”
“kembali ke Jawa?”
“ya, ke Malang. Ini bukan kemauanku. Saya masih tetap ingin
disini. Kalau tahun depan liat nanti, apa saya berani berontak untuk tetap
disini atau enggak.”
Percakapan singkatku dengan teman sekelas yang menemaniku
sholat. Ya, saat itu saya seperti ingin teriak, saya ingin menangis secara
keras. Tapi, yasudahlah. Saya kembali menuju kelas.
Saya sadar, tidak selamanya saya akan tetap tinggal disini.
Rumahku ya di Malang. Saya disini hanya sementara, karena kewajiban seorang TNI
berpindah-pindah tugas. Rencananya dulu, papah pensiun, kita kembali. Tapi
sekarang, rasanya tidak ingin pindah. Bahkan saya tidak tahu kapan tepatnya
papah pensiun. Apa tahun depan? Saya harap tidak.
Sempat bercerita sama mamah, ingin kuliah disini, karena
sudah malas untuk bersosialisasi. Saya ingin mengejar mimpiku bersama
teman-temanku. Saya sudah terlalu cinta dengan kota ini. Disini, selama 7 tahun
telah memberi banyak kenangan. Benar-benar mulai dari 0 dan terkesan mandiri
atau lebih mengarah hidup sendiri.
Sampai saat ini, saya masih dibisikkan kata PINDAH itu.
Terutama kakak. Demi apapun, saya selalu langsung terdiam kalau dia berbicara
seperti mengarah atau memaksaku secara halus untuk PINDAH. Demi apapun, saya
tidak mau.
Waktu itu dia berkata entah apa saya lupa, terakhir saya
ingat dia bilang ingin membantu mamah membayar kuliahku nanti.. di Unibraw. Ya,
Universitas Brawijaya Malang. Itu adalah universitas impianku sejak kecil. kata
mamah, disana tempat orang-orang pintar, jenius, kreatif dan sebagainya. Suatu
kebanggan jika saya masuk disana.
Sampai saat ini saya masih beharap dan berdoa bagaimana
caranya tetap tinggal. Bagaimana caranya saya menolak. Saya ingin mempunyai
pilihan sendiri. Saya tidak ingin dipilihkan lagi. Harus berapa kali saya
mengatakan kalau dipilihkan bukan jalan yang terbaik. Saya sudah merasakan.
Selama 3 tahun ini atau mungkin selama ini dipilihkan. Hidup saya terasa biasa
saja, bahagia? Apa itu bahagia? Bahagiaku hanya dalam novel dan tulisanku.
Sebebasnya menuliskan hidupku dan merubahnya di dalam tulisanku.
-
Mencintai tak pernah salah itu adalah anggapan bodoh. saya
mungkin belum mengenalnya sepenuhnya. Tapi, saya yakin dia bisa membuatku
bahagia. Dengan mimpi ini. Mimpi kita. Salah satu alasan tetap disini adalah
dia. Dia teman pengejar mimpi.
Saya tahu dia mencoba menahanku untuk tetap disini, tetap
mencintainya, tapi itu tidak akan berlangsung selamanya. Setiap manusia
mempunyai titik lelah dan kesabaran. Bersyukur saya tetap disini dan
menyayangimu. Toh akhirnya saya juga yang diacuhkan. Haha bodohnya saya.
Saya memang tidak tahu bahagia ada dimana. Sepertinya ada di
dia. Saya Cuma berharap, kalau dia masih tidak tahu apa yang dia rasakan,
tolong lepaskan saya. Buat saya bebas, sementara. Lalu kembali dengan rautan
bahagia. Dan kembali bersemangat mengejar mimpi dengannya.
Satu deh, apa gunanya saya tetap disini? Sedangkan bertemu
saja malas, menemani malas, sering tidak memperdulikan, mengacuhkan, tidak
pernah membuatku tertawa seperti mantan-mantan dan orang terdekatku? Apa itu
namanya egois?
Ya, tunggu saya mencari bahagia dulu dan kembali menemanimu,
kalau kamu tidak ingin saya temani. Supaya rasa ini hilang dan sebelum membuat
situasi kacau. Sekarang, saya menuju titik lelah, dan kata PINDAH masih dalam
otak mencari jawaban.. iya atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar