Masa lalu.
Sampai sekarang masa lalu masih sering terputar di kepala.
Entahlah apa maksud Tuhan lagi kali ini. Demi Tuhan, saya tidak menginginkan
ini. Rasanya, terlalu menyedihkan. Menyedihkan karena tahu tidak akan terulang
kembali.
Saat ini, saya mendengarkan sebuah lagu dari Abdul berjudul
Bahagia. Dan selama beberapa hari ini, lagu ini menemaniku. Dengan ini,
bayangan masa lalu muncul. Dan dengan ini saya menyatakan bahwa.. saya jatuh
cinta kembali dengannya, mantan 2 tahun terakhir ini.
Sering saya membaca quote, dibalik tangis seorang perempuan
disana ada sesosok pria yang menghapus air matanya, yang membuatnya tertawa.
Itu benar adanya.
Malam itu, dia datang. Saya tidak mempunyai nama khusus
untuknya, tapi dia sangat berarti. Cukup 2 bulan menjalin hubungan jarak jauh.
Selama sebulan putus, 2-3 hari kembali dan putus hingga sekarang. Sebuah cerita
yang sangat memalukan diingat. Saya adalah orang ketiga atasnya dengan pacarnya
dahulu. Dia putus, kita langsung jadian. Kita putus juga karena perempuan lain,
tapi setelah itu dia tidak berpacaran dengan perempuan itu.
Malam itu dia membuatku tertawa sampai lupa waktu. Dia
bercerita panjang lebar, melawak, dan sebagainya. Satu lagi, dia absurd. Sangat
absurd dariku. Malam itu dia bercerita tapi tidak berani menatapku, sama halnya
dengan saya. Iya, dia menatapku ketika saya sedang bercerita, tapi saya menatap
arah lain. Sempat melihat tatapannya yang mencerminkan sebuah tanda tanya.
Entahlah, tatapannya terlalu dalam.
Dia tumbuh semakin tinggi dan besar. Pipinya terlihat agak
tembem ditambah lesung pipinya yang menawan. Dia bercerita ketika masih di
Surabaya dan menjadi jurnalistik. Dia pernah di pukul polisi, dan ia
mempraktekkannya didepanku, memegang pipinya yang bekas dipukul dan sok
mengeluh minta perhatian. Saya hanya tertawa kecil dan mengulurkan tangan
secara jauh dan berkata kasian dengan gaya seperti ibu kepada anak balitanya.
Dia juga sempat mengulurkan tangannya, dan mengatakan jika
ia ingin mengajakku ke KUA. Saya tahu itu hanya bercanda. Selanjutnya ia
mengatakan sudah mengantuk ingin tidur, dan ia menganggap kalau rumahku adalah
rumahnya.
Dia datang disaat yang tepat. Tuhan. Kita bercerita tentang
mantanku yang juga sahabatnya. Ia tahu kalau saya masih menyayangi si mantan
itu. Kita panjang lebar menceritakannya. Haha dia tidak tahu bahwa saya mulai
mencintainya kembali.
Keesokan harinya kita sudah berjanji untuk kembali bertemu
di rumahku. Ia tak kunjung datang sampai pukul 8 malam, dan saya kembali
memainkan laptop. Tapi ternyata tidak, papah dan mamah teriak memanggilku
ternyata dia sudah didepan pintu menyambutku sambil tersenyum lebar. Saya
memberinya ticket stand up nite 3 yang kita hadiri keesokan harinya. Dia duduk
dan bercerita bahwa ia hampir lupa kerumah. Dia melebarkan tangannya, kali ini
ia berkata kalau ia habis mengecat dan tangannya terkena minyak. Sekitar 15
menit dia bercerita, dan saya mengingatkannya kalau ia harus pulang karena
takutnya ia dicari dengan keluarganya dan harus kembali mengecat. Dan ia pamit
pulang.
Malam ini kita nonton stand up nite 3 di hotel sahid. Saya,
kakak dan dia. Dia berangkat sendiri sedangkan saya dengan kakak. Saya
simpankan tempat duduk untuknya, dia di samping kanan, di bangku kanan. Dia
datang dan bercerita kalau ia sedang kesal dengan pacarnya. Saya hanya berusaha
terlihat tidak apa-apa.
Selama menonton dia sibuk membalas bbm. Lucunya, tangan
kirinya terbuka lebar ditaruh dipahanya, dan tangan kananku dipahaku. Hampir
sejajar tapi tidak saling menggenggam. Malam itu dia tidak menggenggamku.
Selesai acara ada sesi photo bareng. Dia masih duduk dengan
lemas mungkin karena ngantuk. Saya berdiri dan menariknya untuk ikut photo
bareng, saya ada di belakangnya mendorongnya ke depan.
“sekali-sekali meng-alay tidak apa-apa kan? Yuk!” kataku
sambil mendorongnya.
Tapi malam itu kita
tidak dapat photo bareng.
Saat itu saya ingin di photo bareng Kemal Palevi, dia tahu
saya menyukai Kemal. Dia dibelakang dan saya menarik tangan kanannya. Halus dan
besar, saya menariknya sampai ia bilang “gandeng teruuus”. Saya membalasnya dan
bilang, “supaya tidak hilangko”. Saat itu saya merasa agak aneh kembali
menggandeng tangannya.
“kamu capek? Mau pulang?” tanyaku melihatnya sedang lemas.
“iya, pulang yuk.” Lalu kita pulang. Tapi dia tiba-tiba
menghilang, tidak tahu kemanaa. Kakak pikir dia sudah pulang. Saya memilih
pulang keluar sendiri dan terkaget melihatnya dibelakang.
“loh, belum pulang? Saya kira sudah pulang. Tiba-tiba
hilang. Hih!”
“belum dong.”
Kami ke parkiran dan berjalan pulang.
Dia dibelakangku. Sekitar 2-3 baris parkir dan motor melaju
pelan menunggunya dibelakangku. Sampai kulihatnya, dan saya melambaikan tangan
tanda perpisahan.
Saya merasa aneh. Saya kembali mencintainya. Disaat yang
salah. Di saat dia sudah mempunyai kekasih, di saat saya mencoba lupa. Saya
tidak ingin menjadi yang ketiga kembali.
Jika memang ditakdirkan kembali dengannya, saya ingin dia
putus dengan baik dan bukan karena saya yang mungkin akan merusaknya. Dan itu
akan menjadi terakhir kalinya. Berarti dia adalah jodohku. kenapa? Simpel.
Cinta. Mau bagaimanapun kita putus pasti akan kembali, pasti dia akan menjalin
hubungan baik denganku. Karena saya sudah merasakannya. Hanya satu yang masih
kurang pas, agama. Ya, kita berbeda agama. Ya, entahlah, semoga Tuhan
mendengarkan doaku. Segera ditemukan jalannya. Tuhan, saya sungguh capek
bermain di teka-tekimu. Entah siapa yang menang di hati ini. Ya, siapa cepat
datang, dia yang menjadi kekasihku. Simpel.
Saya rindu tertawa dengannya. Saya rindu menjadi kekasihnya.
Saya bahkan bingung mencari kebahagiaan. entah dimana bahagia itu. Dimana saya
yang terlihat ceria. Selama 3tahun menjadi sangat bukan diri sendiri. Masa SMA
yang menyedihkan. Bukan karena dia, tapi mereka yang sering meremehkanku.
Bahagia dimanakah engkau berada
Ku hanya ingin bersamamu
Tertawa lagi seperti dulu
Bahagia dimanakah engkau berada
Biar aku jemput dirimu
disini dalam sendiriku
oh bahagia dimanakah engkau berada
ku hanya ingin bersamamu
tertawa lagi seperti dulu
bahagiaaa..
(Abdul – Bahagia)
-ken-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar