Senin, 05 November 2012

kamu dan mimpi kita suatu saat nanti.


Iya, entah kenapa saya merasa sangat berbeda.
Mungkin karena rasa syukur yang tiada terhingga. Bersyukur mengenalnya.
Dia.
Masih dia yang saya syukuri sampai saat ini.
Bagaimana Tuhan dengan kuasanya mempertemukan dua anak manusia yang berbeda karakter bisa menjadi satu hanya karena mimpi?
Saya yang sangat suka menjadi diri saya sendiri, suka menjadi freak, suka absurd, jarang untuk jaim di depan orang, bertemu dengan dia yang terkesan serius dan dewasa.
Kalau saya fikir, ternyata kita mirip dengan Kugy dan Keenan. Bukannya narsis, sifatku sama seperti Kugy yang absurd, dia dengan Keenan yang dewasanya. Apakah ini karena Radar Neptunus?
Mungkin untuk saat ini, dialah satu-satunya orang yang mengerti akan mimpi ini.
Tuhan lagi-lagi memberiku kejutan yang tak terduga.
Sementara mereka yang sering meremehkanku, dia malah ada untukku, untuk mimpiku, mimpi kita.
Dia seperti orang tuaku, selalu ada untukku. Saat saya senang, dia ada dan ikut senang. Saat saya sedih, tidak mempunyai semangat, dia ada dan memberi semangat. Tuhan, lagi-lagi ku bersyukur karena-Mu.
Mungkin saya terlalu berlebihan, tetapi inilah rasa syukur yang tak terhingga. Dia, satu-satunya orang yang saya anggap ada. Mereka terlalu jahat, mereka yang suka menghina dan meremehkanku. Rasa sakit yang tak terhingga ketika mereka meremehkanku. Tapi, dia selalu ada buatku. Walaupun dia tidak tahu semua masalah yang menghampiriku.
Memangnya saya siapa? Saya hanyalah partner pengejar mimpinya. Tidak terlalu mempunyai hak memberikan perhatian dan mencurahkan semuanya terhadapnya.
Saya menyayanginya melebihi apapun. Setiap kata-kata, setiap cerita, dan tokohnya adalah dia.
Tapi, entah untuk siapa kata-kata yang dia ciptakan itu.  Saya selalu menyukai kata-kata yang kamu ciptakan, tapi itu bukan untukku, kan? Ah, apalah saya ini, hanyalah seorang partner pengejar mimpi bukan seorang yang kamu kagumi dan kamu buatkan kata-kata.
Lalu, sekarang saya ucapkan selamat ulang tahun untuk malaikat tanpa sayapmu itu. Dia yang melahirkanmu. Saya menyukai senyumannya. Sangat ingin bertemu dengannya, mencium tangannya dan mengatakan bahwa saya bersyukur mengenalmu, beruntungnya dia melahirkanmu dan suatu saat mimpi kita akan terwujud.
Suatu saat nanti..
Ku bahagia kau telah terlahir di dunia
Dan kau ada diantara miliyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku
Menemukanmu..
“Maudy Ayunda – Perahu Kertas”
Dan seharusnya dia tahu. Betapa rasa sayang ini yang tidak terlihat olehnya. Bisakah dia peka dan menyadarinya? Jika saya merindukannya, hanya menutup mata, mendengarkan lagu kesukaan kita, dan terkadang selalu kembali ke waktu pertama kali first date; dia menggenggam tangan ini dengan begitu erat, mendekatkan kepalanya, menutupi bahu ini, bau parfum di kemeja kotak-kotaknya yang bercampur dengan parfumku di sweater pink ini, dan sebuah ciuman yang mendarat dan terkesan dia mencurinya, juga meletakkan kepala ini di bahunya lalu dia mengusuk-usuk rambut ini.
Tuhan, bisakah suatu saat nanti mimpi kita terwujud? Bisakah saya menjadi partner hidupnya? Permudahkanlah, Tuhan. Berharap suatu saat nanti, mimpi kita terwujud, melihat buku kita ada di rak gramedia. Dan kita dapat tersenyum bahagia.
Terima kasih, Tuhan, sudah mempertemukanku dengannya.
Dia dan mimpi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar