Hari ini masih seperti biasa, mengulangi ucapan yang sama
“sebodo sama dia”.
Sampai saat ini saya masih dalam tahap mewujudkan kalimat
tersebut. Yang saya tahu adalah saya sudah bisa sedikit bahagia. Saya menemukan
kembali kehangatan kelas. Mungkin saya tahu kenapa kehangatan itu ada. Tapi
saya tidak ingin menceritakannya apakah permasalahannya.
Hari ini, hari kamis dan saya belajar seperti biasa.
Teman-teman banyak yang tidak masuk, terutama laki-laki. Karena mereka akan
bermain futsal pukul 2 siang nanti. Dan karena sekolah pulangnya diatas jam 2,
jadi mereka memilih tidak masuk.
Selesai jam kedua, masuk jam ketiga yaitu pelajaran
matematika dan kebetulan pak Mul tidak masuk. Rasanya? Sangat bahagia.
Teman-teman bisa bernafas lega. Ya, pak Mul adalah salah satu guru yang cukup
membosankan. Bagaimana tidak, kalau dalam seminggu bertemu selama 3 hari
berturut-turut.
Saat itu saya sedang duduk di belakang bersama teman-teman
saya bernama Opy, Puput, dan Uni. Kebetulan kami masih menempati (numpang) di
lab matematika karena kelas sedang direnovasi. Kami duduk dibelakang dekat
pintu kelas. Tak lama kemudian..
“Ken, balikko bede’!” Uni menyuruhku berbalik.
Dan ya, disana ku lihat dia yang sedang berjalan, dia adalah
orang yang menurut gosip adalah pengagumku. Iya, dia menyukaiku.
Saat itu masih teringat saat sedang asyik-asyiknya bercanda
dengan teman, dan dia sedang bersama teman cowok di ips dan tanpa sengaja teman
cowokku menabrakkan tangannya ke kepalaku. Lalu teman-temanku dan teman cowokku
mengusap kepalaku dan meminta maaf. Disana dia berdiri bersama Uni. Lalu dia
pergi bersama teman cowokku.
Lalu Uni bilang kalau dia menitip salam denganku. Aku
tertawa tidak percaya. Bisa-bisanya perempuan sepertiku yang tidak cantik,
pintar bahkan terlihat seperti orang absurd begini disukai lelaki? Kupikir dia
sedang khilaf.
Mari perkenalkan dia, saya samarkan namanya menjadi Alul.
Ya, Alul adalah anak kelas 3 seangkatan denganku. Dia adalah tetangga samping
kelasku. Dia anak ipa. Berbadan tinggi, putih, berbehel, seperti typeku. Masih
tidak percaya saja saya mempunyai pengagum. :))
Ah, lupakan saat itu. Mari melanjutkan cerita.
Setelah itu Uni, Opy dan Puput berteriak memanggilnya.
“Alul, Alul, kesiniko duleeee.”
Saya masih diam dan mengerutkan kening.
“iya, kenapa?” deg! Dia beneran kesini dan tersenyum berdiri
di depan kelas.
“Nicken, Alul. Kau suka ini? Nicken?” Puput tanpa basa-basi
langsung menuduhku. Mampus.
Dia tersenyum, sedangkan saya yang sedari tadi bermain hape
lalu membuka suara, “ah, apaan sih ini?”
Tak lama dia membalasnya, “haha, iya saya suka.” Tanpa
malu-malu dia berkata seperti itu, dia tersenyum lagi. Deg! Mati aku, mati.
“cieee nicken diakuin Alul.” Teman-temanku yang berada
dikelas semua pada meneriaki ku. Duh. Gusti, ini apa-apaan.
Dan kemudian dia pergi meninggalkan kelasku. Entahlah, saat
itu saya mulai meresponnya. Sepertinya saya menyukainya, kagum lebih tepatnya.
entahlah, saya selalu menemukan orang yang menyukai saya entah karena apa. tapi biasanya mereka adalah kalau bukan orang yang absurd, ya orang yang sudah berpacar. well, saya tidak ingin menjadi perusak hubungan kembali.
Saya bercerita ke sahabat saya, Putri dan Kadit. Dan mereka
berpendapat yang sama, “kalau ada yang lebih cakep, kenapa tidak? Tidak php pula.
Daripada menunggu sama si ‘abu-abu’ itu yang semakin tidak jelas dan Cuma
membuat kamu nangis? Lebih baik kamu bersama Alul. Saya berdoa untukmu. Saya
setuju kamu sama dia daripada si abu-abu itu.”
Ya, saat ini kedua sahabat saya tidak menyetujuiku untuk
tetap bertahan menunggu si abu-abu alias Agen terbaik. Alasan mereka sama:
tidak jelas dan Cuma buat sakit hati.
Ya, entahlah. Saya masih menunggu cerita. Saya tidak lagi
menunggu si abu-abu, saya menunggu cerita baru. Bersama Alul, mungkin? Mari
kita lihat kebaikan dan cerita baru apa yang akan terjadi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar