“Aku rindu hujan.”
“gimana mau hujan? Ini kan summer, Ken?” temanku, yang
sedari tadi menemaniku di coffeshop ini membuyarkan lamunanku.
Aku tahu ini adalah summer. Musim panas. Musim kemarau.
Musim hujan sudah terlewati dan akan datang sesudahnya. Tapi aku masih suka
hujan dan menantinya.
“kamu kenapa suka hujan?”
“karena di Indonesia tidak ada musim salju, jadi aku suka
musim hujan,” kataku dengan iringan tawa sesudahnya.
“aku serius nanya, Ken..”
Hujan memiliki arti yang banyak. Hujan memiliki makna. Ada
cerita di balik hujan. Ada kenangan yang baru saja terbuat, ada juga kenangan
yang tiba-tiba muncul seiring hujan datang.
Dari semuanya. Aku adalah gadis pecinta hujan yang suka
berkhayal yang terlalu tinggi, mungkin? Aku berkhayal menari dengan bebas di
tengah hujan, sebebas burung-burung di angkasa, tanpa ada beban, menari sesuka
hati sampai akhirnya aku bertemu dengan lelaki yang diam-diam memandangiku dari
jauh memakai payung, lalu menghampiriku.
Apakah khayalanku terlalu tinggi? Terkadang aku bermimpi
bertemu dengan sosok lelaki seperti itu. Datang menghampiriku membawa payung
dan mengantarkanku pulang. Sesudahnya kita sama-sama melihat pelangi yang
menyapa.
Aku lagi-lagi berkhayal memiliki lelaki seperti itu, seperti
pelangi yang setia menunggu hujan reda.
Aku menyeruput sisa coffee yang masih tersisa lalu bergegas
pulang bersama temanku yang masih terlihat bingung dengan aku dan hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar