Hai.
Hari ini saya senang sekali. AKHIRNYA SAYA BISA IKUT ACARA
“MAKASSAR INTERNATIONAL WRITERS FESTIVAL”. Iya, MIWF 2013. Whoa!
Hari itu, tanggal 25 saya di mention teman saya di Radivers
Makassar, Kak Za. Dia seorang blogger. Dan saya yakin suatu hari nanti dia akan
menjadi penulis dan menerbitkan buku.
Dia mengirim mention kepada saya, “dek, kamu mau ikut kuliah
tamu Sapardi Djoko Damono, besok pagi di UNHAS?” saya terdiam beberapa saat.
Sapardi itu siapa? Tapi, saya langsung tanpa berpikir terlalu panjang, saya
langsung bilang, “iya” dan membuat janji dengan Kak Za.
Sebelumnya, saya sudah tahu acara ini MIWF sejak tahun lalu.
Tetapi, saya tidak terlalu tahu untuk bergabung dengan acara ini. Dan tahun
ini, alhamdulillah, saya bisa ikut beberapa workshop yang diadakan di Fort
Rotterdam.
Sebelumnya, saya juga sudah mencatat ingin ikut talkshow
“Dont Judge The Book By its Movie” yang akan dihadiri oleh Bernard Batubara dan
Dewi ‘Dee’ Lestari. Juga “Teen Literature” oleh Bernard Batubara, di hari
terakhir MIWF2013, 29 Juni 2013. Dan ternyata, saya mengikuti kuliah umum di
UNHAS dengan Sapardi Djoko Damono. Saya excited.
Yang membuat saya terharu (mungkin juga malu), karena saya
adalah satu-satunya anak (baru beberapa bulan) lulus SMA yang mengikuti
workshop ini. Saya membaca semacam absensi, dan disana saya membaca dari atas
hingga ke bawah adalah “sastra”, sedangkan saya, “SMAN 11 Makassar”.
Kakak panitia disana sempat bertanya, “namanya siapa? Sudah
registrasi?”.
“sudah, kak, lewat sms. Namaku Nicken.” Saya gugup.
“oh, Nicken, yang anak SMA itu, bukan?”
“hehe, iya, kak.” Lalu saya diberi sekotak kue untuk dibawa
masuk ruangan aula. Kebetulan sekali, saya belum sarapan. *nyengir*
Saya mengikuti workshop Sapardi Djoko Damono dan saya tidak
tahu beliau. Saya hanya tahu, dia seorang penulis. Legend.
Saya memperhatikan dengan seksama dan takjub dengan beliau.
Yang saya baru tahu adalah; dia seorang legenda penulis puisi. Dan dia
mempunyai banyak penggemar. Dan saya bersyukur bertemu dengan dia.
Selesai mengikuti workshop, Kak Za mengajakku ke Fort
Rotterdam untuk melihat-lihat. Wah, dengan senang hati. Saya pergi ke sana, dan
berharap bisa bertemu Kak Bernard Batubara a.k.a Kak Bara. Sampai di sana saya
langsung mention Kak Bara; “Kak Bara di mana? Saya ada di Fort Rotterdam
nyariin kakak lho..” dan beberapa saat kemudian dia membalas mention saya, dia
sedang makan siang, dan sebentar lagi dia kembali ke Fort Rotterdam.
Saya menunggu beberapa saat dan ia tak kunjung datang. Dan
saya mengirim mention yang sama lagi dan dibalas dengan yang sama. Hahaha, saya
ingin benar bertemu penulis satu ini. Dulu kakak saya kagum dengan dia karena
tweet-nya dia, eh sekarang saya yang kagum, selain karena tweet-nya, juga
tulisan di Kata Hati. Saya jatuh hati dengan tulisannya. Ehem.
Saya ditawari masuk di room 3, mengikuti workshop “Poetry
Slam” dan dibawakan oleh 2 orang bule dan satu orang Indonesia, orang Jakarta
lebih tepatnya. Saya asing dengan mereka. Tapi saya mengikuti dengan khusyuk
workshop ini. Dan sesekali saya melihat handphone, menunggu balasan dari Kak
Bara. Dia lalu membalas, “saya sudah di room 1.” Saya, langsung dengan gesit
membalas yang intinya, “tunggu saya, kak. Awas kalau tidak mau tungguin.” Saya
masih di room 3. Dan tak ada balasan setelah itu.
Lalu, setelah selesai mengikuti workshop di room 3, saya
mencari room 1 bersama Kak Za. Saya mencari.. mencari.. dan ternyata, ada di
atas. Dia di atas sedang menandatangani buku 2 orang pembaca, dan salah satu
dari mereka saya kenal. Teman bbm saya.
Setelah selesai dengan mereka, saya langsung salaman dan
memperkenalkan diri. Dia ternyata ramah sekali. “saya Nicken, kak, yang tadi
mention kakak.” Dia tersenyum lalu membalas, “oh, ini toh. Tadi saya langsung
ke sini, di room 1.”
“saya di room 3 menunggu kakak sekalian. Saya tidak membawa
buku kakak, padahal mau minta tanda tangan, tadi saya ke sini tanpa
direncanakan sebelumnya.” Lalu sempat juga saya becanda dengannya, “buku kakak
ada di jual di bawah tidak? Barangkali diskon. Hahaha.” Dia menjawab mungkin
ada diskon dari penerbit. Saya mengobrol panjang lebar dan akhirnya Kak Za,
menawari saya untuk berfoto dengannya. Saya berfoto dan lalu pamit jalan ke
tempat lain. Dia sempat menahanku dan Kak Za untuk tetap tinggal dan mengikuti
acara di room 1 tapi saya tidak bisa, karena hari sudah terlalu sore dan saya
seharian sudah diluar rumah.
Kak Bara sepertinya memang orang yang sangat baik. Pas saya
turun dan menepi. Dia juga turun entah kemana. Mungkin benar dia menunggu kami.
Hahaha. Terima kasih, penulis!
Saat itu saya ke stand buku, melihat-lihat buku dan sangat
ingin memilikinya. Buku di sana memang tidak banyak yang saya tahu penulisnya.
Tapi saya tahu buku itu pasti bagus. Dan disaat itu pula saya beruntung melihat
langsung beberapa penulis. Salah satunya kak Aan Mansyur yang biasa dikenal
@hurufkecil. Saya sempat galau mau membeli bukunya ‘kukila’ atau buku kak Bara
‘milana’. Karena saya mungkin hanya bisa membeli satu buku, sedangkan sejak
lama saya ingin kedua buku itu. Disaat itu juga salah dua volunternya sempat bicara
dengan kak Aan, agar membujuk saya membeli bukunya. Dan dia langsung berkata
disamping saya dan Kak Za, “jangan beli buku karena penulisnya. Tetapi karena
kamu benar-benar suka membaca buku.” Di hari itu, saya semakin galau dan
akhirnya memutuskan membeli buku itu besok hari.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar