Di kota ini tidak ada kamu, bahkan kita.
Hanya kenangan yang mengikutiku sampai kembali ke perantauanku.
Kita kembali hidup masing-masing.
Kau sibuk memetik buah yang tanam sejak dulu.
Sedang aku, sibuk menanam pohon yang mendekati umurnya untuk berbuah.
Tidak lama lagi.
Katamu, perempuan berhak menyelesaikan tanggung jawabnya; bersekolah, bekerja, dan membahagiakan orang tua. Lalu, memikirkan lelaki.
Melihat kamu, aku jadi mengerti tanggung jawabku.
Kamu; seorang lelaki lama dengan versi terbaru.
Lelaki yang tidak pernah terpikir olehku untuk terjatuh lagi.
Dan ini benar-benar terjatuh.
Perempuan mana yang tidak mengagumi lelaki seperti kamu?
Cerdas, baik hati, pandai menghargai, mapan, dewasa, dan rajin beribadah.
Kamu; lelaki paling dewasa yang pernah aku temui.
Aku, tak pernah ada niat untuk menjatuhkan hati padamu saat itu.
saat kau tak hanya pandai memperlakukan sebagaimana 'perempuan' pada umumnya.
Aku ingat malam itu, kau begitu peduli. Membuat dunia sempat berhenti. Membuat dunia seperti milik kita berdua.
Genggaman malam itu, aku yakin, kau begitu nyaman denganku.
Aku merasa hangat.
Tak pernah sehangat itu aku rasakan pada yang lalu.
duh! Aku jatuh hati lagi.
Namun, sayang, kau orang yang tepat di waktu kurang tepat.
Aku masih terus memperbaiki diri, agar setara denganmu.
Agar layak menjadi milikmu. Kelak.
Dan aku tak pernah menolakmu, kala itu.
Lalu, sekarang kau tahu kan alasannya?
Dan, sayang, tunggu rindu ini pulang.
Kadang aku rindu masa kecil.
Bukan karena kita tak tahu apa itu cinta dan rasa sakit karenanya.
Tapi, aku bisa melihat dan bersamamu dalam waktu yang cukup lama.
Tunggulah, sayang, aku akan segera pulang.
Dan membalas semua perasaanmu dengan aku yang lebih baru dan baik untukmu.
AF.
n i c k e n d e w i i
Perempuan yang masih belajar merangkai aksara dan hidup di dalamnya.
Kamis, 25 Agustus 2016
Selasa, 01 Desember 2015
Belum Dewasa kalau Belum Patah Hati
“Belum dewasa kalau belum patah hati.”
Saya membaca buku Manusia Setengah Salmon untuk kesekian
kalinya, dan itulah pemahaman yang kudapat.
Selain dari kata PINDAH.
Saya tak perlu menjadi orang lain untuk merasakan patah
hati. Setiap orang memiliki porsi patah hati masing-masing. Dan percayalah,
setiap porsi itu walau berbeda tetap menyakitkan.
Patah hati saya terbuat dari rasa kecewa yang memuncak.
Kesabaran demi kesabaran dilewati. Namun tak terlihat. Ia selalu mengeluh
tentang emosiku. Sedang yang keluar hanya sebagian kecil dari rasa yang tak
mengenakkan.
Patah hati saya terbuat pula dari hilang rasa percaya.
Entah, saya selalu memiliki perasaan yang peka, yang tak bisa dijelaskan. Saya
bisa merasakan apa yang ia lakukan. Dan perasaan itulah yang membuat patah
hati.
“saya selalu percaya seseorang, sampai seseorang itu membuat
dirinya tak bisa dipercaya.”
Lalu, bukankah seharusnya patah hati membuat kita semakin
dewasa?
Dari perjalanan hubungan menyenangkan hingga patah hati,
saya belajar, saya harus semakin dewasa.
Kadang, saya merasa orang terlalu bodoh untuk menjadi
terpuruk dan menghancurkan hidupnya karena patah hati.
Terpuruk pada patah hati selalu ada, dan kau pada akhirnya
sadar patah hati harus membuatmu dewasa.
Harus diakui, perubahan dan perubahan kujalani. Pindah
membuatku yakin.
Sejak saat beberapa hari yang lalu.
Melalui menutupi aurat.
Aurat adalah salah satu pendorong terbesarku untuk pindah
menjadi dewasa.
Aurat adalah alasan patah hati terhebat.
Saat mengenakan hijab pagi itu, saya bertekad;
Ikhlaskan patah hatimu, ikhlaskan dia. Dua orang yang
membuatmu terkurung dalam perasaan yang tak menentu.
Iya, dua hati.
Kepada dua orang yang membuatku semakin dewasa, saya
menjalani proses pindah dan mengikhlaskan semuanya.
Sudah. Saya lelah menjelaskan.
Terlalu sedih.
Untuk disimpan sendiri.
Saya ikhlas. Semoga kau berbahagia. Semoga kau pun semakin
dewasa.
Amin.
Sabtu, 07 November 2015
semuanya baik-baik saja. seharusnya.
Semuanya baik-baik saja saat itu. Tak seharusnya saya
bercerita tentangnya dahulu. Bercerita tentang perasaan saya yang saya simpan
sampai saat ini. mungkin semuanya masih baik-baik saja.
Semuanya baik-baik saja, saat yang saya rindukan masalalu
saya yang tak mungkin hidup kembali. Semuanya baik-baik saja, saat ia yang
membuatnya berantakan hanya dengan pesan teks yang ia kirimkan, “karena saya
suka kamu, tolong jangan hindari saya.”
Mungkin itu semua karena kekosongan hatinya, lalu mencoba
merayuku.
Semuanya baik-baik saja, saat ia yang membuat semuanya
berantakan dengan hanya ajakannya untuk menemaninya yang baru kusadari ia
mencuri waktuku untuk berdua dengannya,
Semuanya baik-baik saja, saat ia tak membuat harapan
untukku.
Sejujurnya, semuanya akan baik-baik saja, saat omongannya
bukan sekedar omongan. Saya butuh aksi.
Semuanya akan baik-baik saja, saat ia tak perlu malu untuk
mendekatiku. Tak perlu meragu akan perasaanku.
Semuanya baik-baik saja, saat ia menghubungiku terlebih
dahulu, mencari kabar tak hanya melalui dari temanku, tapi dengan mengirim
pesan atau telepon.
Tapi semuanya tak pernah baik-baik saja, saat kau bertemu
dengan orang yang persis dengan dirimu. Seperti berkaca dan menyadari, kamulah
aku, akulah kamu.
Semuanya tak pernah baik-baik saja, saat kau sadar apa yang
harus kau lakukan.
Aku sadar kembali, jika kau benar mencintaiku dengan serius
kau akan berusaha.
Dan saya merasa, kau tak pernah serius dengan harapanmu.
Bukan maksudku untuk menghilang dan menyakitimu, tetapi
inilah hasil yang kau inginkan.
Hal yang tak pernah kau anggap serius.
Berbahagialah, saya.
Amin.
beribu
Halo.
Beberapa bulan yang lalu, beberapa ratus hari yang lalu,
beberapa ribu jam yang lalu kebahagiaan datang bertubi-tubi menghampiriku.
Setelah pertemuan dengan dua orang yang menginspirasiku
sejak sekolah, ia muncul lagi. Menawariku untuk hidup bersama. Berproses
bersama. Berkomitmen.
Beberapa bulan kulewati dengannya. Perjalanan tak begitu
mulus. Setiap hubungan yang kujalani memberiku pelajaran tersendiri. Setiap
hubungan tak pernah berjalan lurus begitu saja. Selalu ada badai yang
menghampiri. Entah itu badai kecil atau besar.
Saat itu, aku tak boleh untuk menyerah dan mengulangi
kesalahan yang lalu.
Badai satu persatu datang, dan aku semakin kuat.
Percayalah, badai itu membuat hubungan semakin kuat.
Seharusnya.
Iya, hubungan semakin kuat jika keduanya saling usaha
mempertahankan.
Badai meghampiri seminggu, dua minggu bahkan berbulan-bulan.
Hubungan kami seumur jagung, 7 bulan, kami masih kuat.
Tepatnya 8 bulan, kami harus memilih untuk berpisah.
Pada akhirnya, seseorang yang kuat akan merasa lelah jikalau
ia berjuang sendirian.
Umurku 20 tahun, dan selama menjalani hubungan seperti ini
kuanggap serius.
Dia juga.
Ia berbeda denganku 4 tahun.
Cukup dewasa.
Harusnya.
Banyak pelajaran hidup yang kudapatkan darinya.
Tentang seorang malaikat berwujud iblis.
Aku jatuh hati padanya.
Dan ketika semuanya harus berakhir, semoga kita akan baik-baik saja.
Namun yang perlu kau tahu, tak ada hati yang baik-baik saja
saat ditinggalkan begitu saja.
Senin, 02 Februari 2015
halo, bang benakribo!
HAPPY 25TH BIRTHDAY
BABANG BENAKRIBO!!!!!!
Dan tanggal 3 Februari akhirnya datang juga.
Hari ini saat bahagiamu, bertambah satu tahun usiamu~
*lah kok nyanyi*
...
Ah, saya lagi ingin mengenang saat itu. Bukan. Bukan ketika
saya mimpi ketemu abang.
Bukan.
Jadi, mimpi saya untuk ketemu abang dari beberapa tahun yang
lalu akhirnya kesampaian di bulan Oktober tahun 2014 lalu.
Rasanya tidak bisa dijelaskan. Intinya saya sangat
bersyukur, sangat bahagia saat itu juga. Sampai lupa kalau lagi punya masalah.
Hari itu, tepatnya minggu, tanggal 12 Oktober 2014, abang
dijadwalkan talkshow di gedung phinisi UNM. ia mengisi kelas digital writing
saat itu. Dan sejujurnya saya agak terkejut saat ia mengisi kelas itu, karena
setahu saya abang lebih ke mobile video.
Iya, abang bercita-cita menjadi sutradara yang saya ketahui.
Saya adalah seorang pembaca blog dan penikmat karyanya sejak
menginjak smp kelas 3. Sekitar tahun 2009/2010 saat itu. Saya mengikuti hampir
semua karyanya sejak saat itu.
Kenapa saya tertarik? Entahlah saya pun lupa. Intinya, saya
melihat abang mirip dengan Bang Raditya Dika. Mirip dari segi muka bukan rambut
tapi ya, hehe. Lalu suka karena pas buka youtube-nya ternyata lucu, unyu,
nge-gemesin deh. Hahaha.
Sejak saat itu saya mulai mencoba menyapanya lewat twitter. Dan
saya masih ingat ketika pertama kali dia membalas mention saya, “heyyeyeyey.” Dan
sejak saat itu saya mulai sering menyapanya. Hahaha.
Dan yang lebih menyenangkan adalah abang hampir setiap ulang
tahun saya pasti mengucapkan saya “happy birthday nicken dewi.” Dan tahun ini
doa saya terkabul dengan isi mention-nya saat ulang tahun saya, “happy
birthdayyy mickennnn dewiiii, semoga kita bertemu tahun ini ya! Have a blast
year! Hacep year!”
Karena sejak saat beberapa tahun lalu saya berharap dan
memintanya untuk datang berkunjung ke Makassar. dan akhirnya terwujud juga. Alhamdulillah
ya Allah, nicken senang.
Saat itu saya sempat berpikir untuk tidak datang ke
acaranya, karena saya sendirian. Dan akhirnya saya memilih nekat untuk menemuinya.
Sendirian. Sudahlah modal nekat dan malu saja, demi abang. Kapan lagi dia main
ke sini? :’)
Setelah sksd dengan beberapa orang di tempat itu, dan
melewati banyak rintangan (oh well, saat itu agak pusing buat cari tiket masuk
kelasnya), akhirnya saya duduk di lantai menunggu seperti anak hilang.
Saya sengaja tidak mengirim mention ke abang, karena takut
untuk mengganggunya. Sampai saat saya tidak sadar abang lewat belakang sama
bersama kak didi (vendryana). Saya hampir nangis. Seneng. Tapi saya nggak
berteriak seperti yang lain. Saya hanya bergumam, “ya allah, abang datang. Kak didi.”
Dan saya memutuskan mengirimkan mention ke abang. Ngadu kalau seneng abang bisa
dateng dan ternyata bawa kak didi. Dan nggak lama hape saya bergetar. Abang
membalas mention saya.. dan memfollow saya.
Saat ngantri masuk kelas saya seketika nangis tertahan. Seneng
banget. Tapi saya nggak bisa teriak seneng, nggak enak sama yang lain. Hehehe.
Dan karena keisengan saya, saya mengirim dm ke abang. Bertanya
akan abang akan berapa lama di makassar sampai aku ingin ngobrol sama abang. Dan
ending-nya dia memang masih ingat sama saya, lalu ia mengajakku untuk ikut
jalan-jalan.
Dan lagi-lagi saya senang.
Saat semua orang asik selfie dengan abang dan kak didi, saya
seperti anak hilang lagi. Nggak tahu mau kemana dan ngapain. Saya cuman menunggu
sampai selesai acara dan saya memperkenalkan diri ke abang dan kak didi. Dan saya
menemui kak didi, bersalaman, dan ia memberitahu abang, “ini nickennya.” Duh. Abang
senyum lalu bilang, “halo.”
Sayangnya saya nggak bisa pingsan.
Saat itu ternyata ada mksvidgram yang menemui abang. Ramai. Tak
ada satupun yang saya kenal. Saya akhirnya kenal dengan kak iksan bangsawan, ia
creator @sapiperjaka pula.
Abang dan kak didi mempercayakan saya dengan kak iksan. Istilahnya
juga nebeng dengan mksvidgram, sedangkan abang dengan salah satu orang eo untuk
membawanya berkeliling.
Saat itu saya berkenalan dengan anggota mksvidgram yang
lain: kak fira, kak achand, kak azwar, kak ari, agie, habib. Dan saya saat itu
menebeng dengan kak fira. Menuju ke pallubasa serigala. Dan sempat nyasar saat
itu. Saya agak panik saat abang terus mengirim pesan melalui dm bahkan line
bertanya saya dimana. Karena toh saya nggak pernah ke palbas srigala
sebelumnya. Hahaha.
Saat itu saya cuman diam. Nggak berani ajak ngomong. Ya karena
malu dengan abang, kak didi, bahkan mksvidgram yang nyerocos tanpa henti. Aku mah
apa atuh..
Intinya saya terlalu banyak diam karena malu. Dan lebih
senang mendengar abang atau mksvidgram bercerita. Toh dapat ilmu juga sih dari
obrolan mereka.
Entah karena apa abang dan kak didi mengajak saya semobil
dengan mereka. Di sinilah, saya mulai memberanikan diri untuk bertanya bahkan
sedikit bercerita.
Kita ke pisang epe samping bank mandiri losari. Lalu ke
pantai losari.
Saya belum minta foto sedikit pun, karena pertama lagi-lagi
saya malu, dan gelap sih tempatnya. Hape aku mah apa atuh. Tapi kaget aja sih
abang manggil, “nicken kita belum selfie lho” sambil dia benerin rambutnya. Dan
kita selfie aja lho pakai hape abang, banyak banget mencet tombolnya bang..
btw, iphone-nya bikin envy ya abang. Huehehe.
Malam itu berakhir dengan saya minta poto, ttd, dan
voicenote untuk kak dita yang berulang tahun. Lalu berjanji keesokan harinya
bertemu mereka lagi.
Keesokannya saya menyusul ke pantai losari, abang ingin
bikin video di tempat itu. Kita berada di sana sampai jam 12 siang lho. Lalu lanjut
makan siang di coto nusantara, beli oleh-oleh di toko cahaya, lalu ke brownies
pisang, ke mama toko kue, dan berakhir ke benteng rotterdam. Bikin video lagi. \
Hari
itu saya seperti anak abang dan kak didi. Ikut terus kemanapun. Memilih satu
mobil dengan mereka lagi. Bertiga di belakang. Saya kecil kok ya..
Sempat bercerita kembali sama abang, kak didi, kak iksan dan
kak achand di mobil. Ya ringanlah.
Sampai akhirnya hari itu pula abang harus kembali ke
jakarta. Dan di perjalanan bandara saya mulai cerewet, bertanya ini itu. Apa abang
suka makassar? apa abang senang bertemu aku? Apa aku annoying? Apa project
abang terbaru? Kurang lebih seperti itulah.
Sampai di bandara, saya mulai menahan tangis. Entahlah, saya
alay sekali sampai mau menangis segala. Hahaha.
Saat mksvidgram salaman dengan abang dan kak didi, saya
memilih terakhir. Pertama kak didi, salim, terus peluk dan memintanya untuk
kembali main ke sini. Lalu salaman sama abang, dan sukses nangis. Abang megangin
tanganku, membujuk untuk berhenti menangis. Lalu sambil terisak saya bilang, “abang
janji ya balik ke sini.” Hahaha. Aku minta peluk abang dan kita berpelukan
bertiga dengan kak didi.
Dan mereka akhirnya masuk untuk check in. Dan saya masih
terisak.
Sampai kak achand membujukku, “nicken berhenti nangis dong.”
Dan saya menjelaskan kenapa saya menangis. Di jalan menuju losari karena
kendaraan saya parkir di sana, saya curhat dengan kak achand. Soal saya
menangis, soal saya bisa dibilang fans abang daridulu, dan harapan saya tentang
abang. Yang intinya adalah, “abang itu orang baik, kak. Saya bahagia sekali
bisa ketemu dia. Bisa dikasih senang seperti ini. pokoknya abang itu baik
banget. Dia inspirasiku.”
Dan perpisahan di losari membawa saya untuk pulang. Ditemani
kak iksan saat itu ke parkiran. Ia mengajakku untuk bergabung di mksvidgram.
Beberapa minggu kemudian, masuk dm mksvidgram dan mengajakku
bergabung, ngumpul.
Dan saya menjadi salah satu anggotanya hingga saat ini.
Terima kasih, abang. Terima kasih kak didi. Terima kasih
mksvidgram.
Tiada kesan tanpa kehadiran kalian saat itu.
Terutama untuk abang. Terima kasih untuk semuanya. Saya bahagia
sekali. Selalu bahagia saat ingat saat itu. Terima kasih membuat saya merasa
dekat dengan abang.
Saya senang bisa kenal abang. Saya anggap abang adalah abang
saya sendiri.
Terima kasih dan selamat ulang tahun, abang. Semoga abang
sukses karirnya, panjang umur, dan sehat selalu agar terus berkarya dan
menyenangkan orang lain. Cita-citanya terkabul semua. Impiannya pun. Cepat menikah
dengan kak didi. Kalian pasangan yang sempurna dan impian untukku. Semoga apapun
harapan abang terkabul. Saya aminkan.
Selamat ulang tahun, dan semoga bertemu kembali nanti, abang!
Jumat, 12 Desember 2014
terhanyut ombak.
Deburan ombak membawa kami ke tempat yang tak pernah
berharap kudatangi. Di tempat ini, sepasang kekasih memadu kasih. Melakukan hal
yang tak direstui Tuhan, karena mereka belum terikat sehidup semati. Tuhan
selalu mengutuk sepasang kekasih yang berbuat tak layak di dalam kegelapan.
Namun, kami tak berniat yang orang lain lakukan di tempat
ini. Kami hanya butuh tempat tenang dan nyaman, berbicara berdua. Menghabiskan
keluh kesah.
Pernahkah kau bertemu dengan seorang yang tak pernah kau
sadari keberadaanya ternyata berarti? Aku merasa berada di dalam novel yang aku
baca. Entah apalah judulnya. Aku benar-benar hidup di dalamnya.
Kami bercerita tentang kehidupan tanpa kepastian. Aku
menaruh harap sejak setahun lalu, dan ia tak menyadarinya. Aku terlalu lelah memendam,
dan kulepaskan saat salah satu teman menyadari ada hal yang aneh dariku.
Seandainya saat itu tak kulepaskan begitu saja.
Ia terlalu mudah untuk bercerita. Ia menyukaiku. Pada minggu
pertama kita saling bercakap via text.
Tak ada kabarnya beberapa minggu kemudian.
Lalu ia kembali muncul meminta perhatian. Dan aku makin tak
mengerti.
Dan ia kembali menghilang.
Sampai suatu hari aku bertemu dengannya di kampus. Dan ia
berusaha mendekatiku kembali. Aku tak ingin kecewa, aku belajar menghindar.
Aku sungguh ingin lupa.
-
Katanya, sunset di sini lebih indah. Bahkan sunrise pun.
Tempat ini kotor, dan jujur, ini pertama kalinya seseorang
yang menggantung perasaan berbulan-bulan mengajakku ke tempat ini.
Ia duduk di sampingku. Menatap jauh ke depan. Aku pun.
Kami mulai bercerita. Tentang hal yang membuatku tertekan
selama ini.
ia bercerita tentang segala harapannya. Harapan yang tak
ingin dia gapai. Karena menganggap semuanya tak akan pernah bisa berubah.
ia menjaga perasaanku, ia menjaga diriku.
“kau terlalu suci untukku. Seseorang yang pernah memilikimu
terlalu bodoh melepaskanmu. Aku menyukaimu, dan aku terlalu takut mengambil
resiko. Aku tak bisa melihatmu sakit. Aku tak terlalu tega membuat semuanya
kacau. Kau terlalu suci.”
Kami, bagaikan dua orang bodoh yang saling menyakiti.
Aku terlalu percaya, ia menjagaku. Kata hatiku selalu benar.
Aku tahu ia mencoba membuatku bahagia, dan tak tersentuh sakit olehnya.
Ia sungguh tak ingin menyakitiku.
Ia berjanji ingin menjagaku. Menjadi saudara jauh lebih
baik. Katanya.
Kata hatiku tak pernah setuju, kau tahu kau menyayanginya,
ia pun. Tapi kau tak bisa bersatu.
Bukankah itu saling menyakiti?
Ia bahkan ingin memendam perasaannya.
Aku berjanji untuk selalu ada. Aku berjanji untuk membawanya
ke awal.
Sebagai adik, bukankah aku harus membuatmu bahagia, kak?
Sebagai adik, aku ingin melihatmu lebih baik.
Sekotor apapun dirimu, aku tahu dirimu sebenarnya.
Kau malaikat tanpa sayap yang menjagaku. Terima kasih. Dan
aku mencintaimu tanpa henti.
Terhenti sampai aku menemukan lelaki yang lain, yang jauh
lebih baik dirimu.
Yang tak sekotor dirimu, katamu.
Yang bisa membawaku bahagia.
Yang lebih sempurna darimu.
Aku mencintaimu, malaikat. Sekotor apapun dirimu di masa
lalu.
aku akan ketakutan yang menghantui kita.
Aku takut untuk jatuh cinta lagi di saat aku
memperjuangkanmu. Tak maukah kau untuk memperjuangkanku lebih serius lagi?
Tahukah kau suatu hari nanti jika tak ada kau lagi, dia bisa mengambil alih
posisimu? Iya, di hatiku.
Aku mencintaimu seperti aku kembali mencintai hujan. lama
tak kudengar kabarnya, lalu ia kembali membasahi seluruh jalanan yang kulewati.
Aku kembali menemukan cinta saat hujan kembali menyapaku.
Aku selalu mencintai hujan, layaknya aku mencintai seseorang yang ada di hatiku
saat itu. Kau.
Namun hujan lebih gagah daripada dirimu. Ia selalu punya
cara untuk menahanku tak pergi atau beranjak dari kasur. Tentu saja untuk
mencarimu dan memandang wajah sayumu.
Tak sadarkah kau jikalau aku tak berani menatapmu? Selalu
kualihkan pandangan dan wajahku saat kau berbalik menatapku? Aku takut. Aku
taku jatuh lebih dalam ke matamu. Aku takut tatapanmu yang tak pernah
kutafsirkan apa artinya.
Sampai suatu hari temanku bercerita, ia melihat matamu yang
merah. Kau menemuinya. Kau bertanya dengan suara yang lantang, “apa saja yang
kau ceritakan pada Ken? Sehingga ia menghindariku? Aku tak suka caramu. Jangan
kau bercerita sembarang!”
Lalu temanku tersadar, itu hanya mimpi.
Tahukah kau mengapa aku seperti menghindar? Tentu saja
dengan perlakuanmu yang tak jelas. Suatu hari kau bilang sayang padaku, suatu
hari bahkan berhari-hari kau menghilang. Lalu kau muncul lagi dengan membawa
harapanmu, katamu, kau ingin diperhatikan. Katamu, aku tak pernah peka. Kataku,
kau terlalu banyak menghilang, tak ada sapaan setiap harinya. Sekedar say hello
pun tak ada. Lalu aku harus mempehatikanmu? Bagaimana caranya? Aku tak pernah
mengerti maumu.
Atau kepalamu pernah menabrak aspal jalanan sehingga kau tak
pernah jelas seperti ini?
Tahukah kau mengapa kumenulis ini?
Sesederhana, aku selalu peka, dan kau tak pernah peka.
Silahkan kau nikmati tulisan ini, lalu carilah aku, tagihlah aku untuk
menjelaskan semuanya.
Aku berjanji aku menjelaskan semuanya.
Langganan:
Komentar (Atom)









