Di dalam kamar dengan berselimut tebal hingga menutupi
seluruh tubuhku, aku menyalakan sebuah laptop.
Menyandarkan kepala ke dinding kamar dengan bantal,
membuatku semakin nyaman dengan duniaku.
Membuka foto-foto lama dan berhenti pada satu titik. Memandangnya
dengan diam. Dia yang begitu gagahnya dan juga seorang perempuan yang
menyandarkan kepalanya di bahunya. Mereka berdua tersenyum, menampakkan sebuah
kebahagiaan terlukis di wajah mereka.
Tak lama aku ikut tersenyum. dan tiba-tiba turun air mata
yang tak ku mengerti apa maksudnya. Kenapa
aku menangis? Tanyaku dalam hati.
Ya, itulah dia seseorang yang menjadi bintang inspirasiku yang
sempat aku rekam dalam sebuah gambar bersama ibunya.
Saat itu pula aku berfikir; Tuhan, apakah dia orangnya yang
engkau kirimkan untukku menggantikan yang lalu?
Tuhan, apakah itu dia yang engkau kirimkan untuk menjadi
bintang inspirasiku? Untuk menemaniku dalam melewati rintangan mengejar
impianku?
Ataukah dia hanya seseorang yang hanya menjadi angin lalu
dalam hidupku saja?
Tuhan, aku jatuh cinta. Tapi, aku tidak mengatakan padanya.
Apakah kalau aku katakan juga berdampak pada hidupku? Pada impianku?
Aku takut, aku semakin ragu, aku masih diam menatap foto
ini. Benarkah yang aku lakukan ini?
Tidak, perasaan ini harusnya tidak ada. Perasaan ini mungkin
penghancur segalanya. Aku memang pengecut, cemen atau apalah orang menyebutnya.
Aku tetap dalam diam tanpa memberitahunya. Aku memilih mematikan laptop dan
berusaha menutup mata berharap rasa ini akan mati. Setidaknya mimpiku akan
menjadi nyata, cita-citaku menjadi nyata walau harus mematikan rasa. Ya,
seharusnya begitu bukan? Tapi ternyata aku salah. Rasa itu belum mati. Bahkan di
dalam alam mimpi aku takut kehilangannya. Pertanda apakah ini, Tuhan?
Apakah aku harus tetap begini, harus percaya hatiku untuk
tetap menjadikannya bintang inspirasi, menjadikannya salah satu utama tujuan
hidupku? Tuhan, engkau penuh teka-teki.
Atas nama rasa yang belum mati dalam diam, aku percaya
hatiku, aku mencintainya. Aku tetap seperti ini memecahkan teka-teki Tuhan yang
masih belum terjawab. Tuhan, apapun yang engkau kirimkan kepadaku, aku harap
itu tidak akan menimbulkan rasa kecewa. Ini akan happy ending kan, Tuhan? Ya,
aku tahu itu. Kuncinya adalah percaya hatimu yang membawamu ke dalam kebahagiaan.
tapi ini sudah cukup lama dan belum terjawab.
Bintang inspirasiku, apakah yang engkau rasakan sekarang?
Apakah hal itu sama terjadi padamu?
Dan dengan
ini, aku masih dalam diam berharap rasa ini benar-benar segera mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar